February 2, 2011

Serba Serbi Kamboja

Re-post
--------------------------------
Vietnam – Cambodia overland
"Selamat tinggal Ho Chi Minh! Minggu depan saya balik lagi yaa!", saya bergumam dalam hati, setelah 3 hari hilir mudik di kota terbesar di Vietnam tersebut hari ini saya meninggalkan kota itu menuju ke Cambodia, Phnom Penh lebih tepatnya.
Perjalanan 6 jam yang harus ditempuh sedikit membosankan. Melaui kaca bus ber-AC itu kesimpulan sudah ada di otak saya dan hanya satu kata saja ...FLAT. Pemandangannya rata serata jalan yang dilewati. Tidak ada gunung tidak ada bukit hanya pemandangan sawah.. sawah dan sawah...  dan sawah..dan rumah penduduk.. rumahpenduduk.. sawah.. sawah.. sawah lagi :D. Kalaupun ada pohon yang menclok ditengah sawah-sawah yang baru saja ditanam. Setelah itu sawah... sawah... sawah dan sawah ...
"Mirip ama Brebes nih. Brebes aja masih ada bukit, hutan, gunung, bawang, jagung, tebu dan pastinya sawah" gumam saya dalam hati. Dan saya pun jatuh tertidur di bus ber-AC itu yang sama sekali tidak sejuk karena kalah dengan teriknya matahari diluar sana ...zzzz...zzz...zzzz
--------------------------------------------------------
Indonesia vs Malaysia
"Where do you come from?" tanya salah satu knek bus yang kami tumpangi dari Phnom Penh ke Siem Reap, dengan bahasa Inggris beraksen Khmer dan sepertinya dia penasaran dengan kami karena berkulit sama dengan orang Kamboja tapi bahasanya beda.
"We're from Indonesia" jawab saya
"Oooo, Malaysia...!!!", jawab guide tersebut
"&%%$##$#@@!!!!" ..... terjemahain sendiri yak
Dan ini tidak terjadi hanya satu kali saja, tapi berkali-kali. Sebel dan BT tapi mau gimana lagi.... *Sigh
--------------------------------------------------------------
Angkor vs Borobudur
"Jadi inget Borobudur ", Grace berkata demikian setelah sekian puluh menit berkeliling-keliling sekitar Komplek Angkor Wat yang panasnya mentereng. Dan saya pun meng-AMIN-kan perkataan Grace. Bukannya mau nyamain sih, tapi tiba-tiba saya memang jadi ingat dengan candi Buddha tersebut atau mungkin karena sama-sama candi Buddha yaaa ? :D
*Bersyukur karena Indonesia juga punya yang kaya gini, sama-sama tenar dan cakep, same same but different lah hhehehehe
--------------------------------------------------------------
Rokok, Borobudur dan Penjaga Tiket Ta Prohm
"Where do  you  from", tanya penjaga itu dengan ramah saat sedang memeriksa tiket saat kami hendak memasuki areal Ta Prohm.
"We're from Indonesia", sahut kami kompak.
"Ahhh, Indonesia!" kata salah satu penjaga tersebut. "DJ***M!!"
"Excuse me?" jawab saya tidak mengerti
"The Cigarettes?" jawab penjaga tersebut
"Oh.. you know DJ***M? How do you know that cigarettes?" dengan antusiasnya kami menjawab.
"Indonesian tourist who came to this place gave us that cigarette, and we like it" jawab mereka
Dan sayapun memberikan kepada mereka 2 batang rokok A-M*** dari SAM*****A, walaupun mereknya beda. Dan perkacapan pun kembali berlanjut
"Don't you have the same like here too?.... Barubodur!?" tanya mereka
" You mean Borobudur? Yes, we do have Borobudur in Indonesia, the Buddhist temple. How do you know about Borobudur?" tanya saya.
"That Indonesia tourist told that and we know it also from book", they said.
WOW, *terkagum-kagum sama bahasa Inggris mereka dan ternyata mereka tahu tentang Indonesia (walaupun cuma rokok dan Borobudur).
-------------------------------------------------------------------------
Mai, gadis kecil Kamboja penjual souvenir
Keluar dari kompleks Banteay Kdei kami disambut oleh beberapa anak kecil yang menawarkan barang dagangan atau sekedar makan dan minuman di kedai mereka. Salah satu anak perempuan menghampiri saya dan mengajak saya bercakap-cakap dengan bahasa Inggris.
"Hi Lady, do you want to buy drink" tanya anak perempuan kecil tersebut dengan aksen Khmer.
"No, thank you. I have my own drink already", jawab saya dengan tersenyum sambil berlalu dari hadapan anak kecil tersebut.
"Or maybe you want to have food,you can have the food at the restaurant there, lady",jawab sang bocah sambil berlari mengimbangi langkah saya dan menunjuk ke deretan gubuk-gubuk agak kejauhan disana.
"No, thank you", kata saya
"Do you want to buy my bracelet? It's one dollar for 10 bracelets" kata anak tersebut dengan gigih menawarkan barang jualannya kepada saya.
Dan lagi-lagi saya menjawab," No,thank you"
"Where do you come from Lady",kata sang bocah, mencoba mengajak saya bercakap-cakap.
"I come from Indonesia", jawab saya.
"Indonesia capital city is Jakarta and it's on Java island", kata bocah tersebut.
Dan perhatian saya pun mulai beralih ke bocah tersebut"You're right, where do you learn that from?And you have a very good English don't you know that?"
"Thank you. I learn it from the people who came here", jawab si bocah
What's your name, lady?", sambungnya lagi.
"My name is Lia.. and you?",saya balik bertanya
"My name is Mai. Nice to meet you Lia", jawab Mai.
"Nice to meet you too, Mai",jawab saya.
"Here I give you my bracelet foryour luck and hope you remember me wherever you go Lia", Mai pun memberikan satu gelang rotan kepada saya
"That's so sweet, Mai.  Thank you very much", jawab saya dengan terharu
Tak lama kemudian Felis juga bercerita kejadian yang sama. Kalau saya diberikan gelang oleh Mai, Felis mendapatkan kertas yang telah digambar oleh anak kecil yang berbeda.
Saya tidak tahu apakah itu merupakan salah satu trik mereka untuk mengambil hati para pengunjung supaya membeli souvenir mereka, yang pasti entah karena hati luluh ataupun saya memang suka memakai gelang, akhirnya, saya membeli gelang yang dijual oleh Mai tersebut :D.

No comments:

Post a Comment