August 3, 2011

Mengunjungi Luang Prabang

KOTA LUANG PRABANG
Luang Prabang terletak 425 km kearah utara Vientiane dan merupakan pertemuan dari Sungai Nam Khan dan Sungai Mekong. Dulu LP adalah ibukota dari kerajaan Laos sampai kemudian di ambil alih oleh komunis pada tahun 1975. Kota ini juga ditetapkan sebagai World Heritage Site dari UNESCO pada tahun 1995 (Source: Wikipedia)

BAGAIMANA CARA MENCAPAI KOTA LUANG PRABANG?
Perjalanan dimulai dari Northern Bus Station, kami berangkat ke Luang Prabang dengan menggunakan Bus VIP jadwal paling akhir berangkat jam 19.30. Bus double decker berwarna hijau  yang kami naiki ber-AC dengan reclining seat dan toilet seharga Kip 130.000/way termasuk snack, air minum dan makan malam. Bus berangkat tepat pukul 19.30 perlahan tapi pasti menuju ke Utara. Saya dan Ninik pun terlelap dengan mudah, akumulasi kelelahan dari perjalanan kami sebelumnya di Bali. Jam 12 tengah malam bus kami berhenti di sebuah rumah makan dan kami pun makan dengan menggunakan kupon yang sudah diberikan. Hujan rintik – rintik menyebabkan udara dingin dan noodle soup yang disajikan pun terasa nikmat. Jam 12.30 bus kembali berangkat, dan kami pun kembali tertidur.

Tepat jam 6 pagi bus memasuki terminal Luang Prabang yang basah oleh hujan rintik. Setelah kami mengeluarkan backpack dari bagasi kemudian kami berangkat dengan menggunakan tuk tuk menuju kota seharga Kip 10.000/orang, kurang lebih ada 8 orang yang ada didalam tuk tuk tersebut. Sampai di tengah kota kamipun bergegas mencari penginapan di sekitar jalan utama. Kesan pertama yang saya ingat dari gang yang kami masuki adalah rapih dan bersih, rumah-rumah yang dijadikan Guest House tertata dengan rapih.

PENGINAPAN/GUEST HOUSE
Kami tinggal di Culture Guest House. Penginapan seharga Kip 100.000/malam ini sangat nyaman. Ber AC, air panas, toiletnya bersih, TV kabel dan cukup 3 orang. Wi-finya juga jagoan punya, kencang tidak ada jeda. Guest house ini terletak di gang belakang Zoma Bakery. Terus terang saya tidak ingat nama jalan gang ini :D. 
Jangan khawatir tidak mendapatkan penginapan, karena di kota ini penginapan dari mulai yg murmer sampai yang mahal semua tersedia tergantung budget yang kita miliki ;)

BEBERAPA TEMPAT DAN KEGIATAN YANG KAMI KUNJUNGI DI LUANG PRABANG

Tad Kuangsi (Kuangsi Waterfall)
Tad Kuangsi berjarak 29 kilometer ke arah selatan Luang Prabang. Kami membayar paket seharga Kip 60.000/orang dengan menggunakan mobil van yang diisi 8 orang. Paket tersebut bisa dipesan di penginapan ataupun travel tour yang ada disekitar kota. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 45 menit dengan medan jalan yang menanjak tapi cukup baik. Suasana hujan menyambut kami ketika kami memasuki gerbang dari obyek wisata tersebut. Terlihat pedagang dan penjual makanan berada di sekitar areal parkir. Tampaknya hari itu tidak banyak pengunjung yang datang karena areal parkir terlihat sepi, atau mungkin karena hujan?

Untuk masuk ke kawasan air terjun ini kami harus membayar Kip 20.000/orang. Arealnya ditumbuhin pohon tropis yang biasa saya jumpai juga di hutan pulau Jawa. Kami memutuskan untuk memulai dari tingkat bawah kemudian naik keatas dengan pemikiran jalan menanjak pada saat tanah becek lebih mudah.

Kira-kira 300 meter kami masuk ke areal Tad Kuangsi terdapat kandang konservasi beruang. Terdapat kurang lebih 5 – 6 beruang yang dapat saya lihat dan semuanya sedang menikmati makan siang mereka. Dari jauh suara air mengalir terdengar dantidak sampai 50 meter sudah terlihat aliran sungai yang deras. Karena hujan terus menerus beberapa hari yang lalu menyebabkan aliran sungai menjadi deras dan berwarna kecoklatan. Agak kecewa karena tidak sesuai dengan ekspetasi yang saya harapkan. Saya menyempatkan berenang dan loncat sebanyak dua kali di aliran sungai tersebut. Kurang lebih 2 jam kami bermain air di air terjun tersebut, kamipun kembali untuk ke areal parkir dan menghangatkan badan di rumah makan.

Tad Kuangsi (Kuangsi Waterfall)
Chomsi Hill
Chomsi Hill adalah bukit yang terdapat ditengah-tengah kota Luang Prabang dimana kita bisa melihat kota Luang Prabang dan Sungai Mekong dari ketinggian. Indah dan memanjakan mata dengan warna hijau dari bukit-bukit dikejauhan. Jika matahari terbenam, tempat ini merupakan tempat yang paling baik untuk mendapatkan sunset yang indah. Sayangnya selama tiga hari saya berada di kota ini, tidak sekalipun saya mendapatkan sunset tersebut.

Kota Luang Prabang dari Bukit Chomsi
Di tempat pula ini terdepat kuil dimana masyarakat Luang Prabang melakukan penyembahan terhadap sang Buddha. Untuk masuk ke tempat ini diharuskan membayar Kip 20.000 dan bersiaplah untuk menaiki ratusan anak tangga yang cukup melelahkan.


Royal Palace Museum
Dibangun sebagai tempat tinggal bagi Raja Sisavang Vong dan keluarganya pada tahun 1904 oleh Perancis. Istana ini dibangun ditepi sungai dan menampilkan motif tradisional Laos menyatu dengan Perancis. Posisi museum ini berada persis didepan Chomsi Hill dengan harga tiket masuk Kip 30.000/orang.

Royal palace Museum
Binthabhat – Morning Alms to monks
Begitu diceritakan oleh teman saya yang sebelumnya sudah berangkat terlebih dahulu ke Luang Prabang, Binthabhat adalah salah satu kegiatan yang ingin lakukan. Binthabhat adalah acara ritual memberi makan kepada para biksu yang dilakukan di pagi hari sekitar jam 5.30 – 6.30 setiap pagi. Karena pagi pertama kami bangun kesiangan, kami tiak akan melewatkan untuk yang kedua kalinya.

Untuk memberi makanan kepada para biksu itu dapat dilakukan dengan membeli penganan yang dijual oleh penduduk setempat biasanya berupa ketan, snack tradisional dan juga buah seharga Kip 10.000/piring. Jika kita membeli kepada penduduk setempat mereka akan menyediakan tikar supaya kita bisa duduk dipinggir jalan. Para biksu tersebut akan berjalan dari arah Kuil menuju ketengah kota disepanjang jalan Sisavangvong dan kembali lagi menuju kuil.

Binthabhat
 Buat saya ini adalah pengalaman yang menarik, karena baru pertama kali ini saya bisa berinteraksi langsung dengan para biksu, walaupun hanya sekedar memberikan makananan. Tetapi ada sesuatu yang sedikit mengganggu hati saya ketika mengikuti seremoni tersebut. Saya tidak mengharapkan adanya komunikasi antara saya dan para biksu apalagi keluar kata terima kasih dari mulut mereka. Saya hanya ingin melihat senyum mereka yang tidak saya lihat pagi itu. Apakah mereka tidak boleh tersenyum atau beban hidup mereka yang sangat berat hingga susah untuk tersenyum?

Pak Ou (Tham Ting) Cave
Gua Pak Ou bisa dicapai dengan dua cara, dengan perahu melaui sungai Mekong atau jalan darat baik dengan tuk tuk ataupun minivan. Saya dan Ninik mengambil jalan yang pertama dengan pertimbangan ingin melihat dan mendapatkan suasana yang berbeda dengan menyusuri sungai Mekong. Paket perjalanan ke Pak Ou Cave bisa di temui disepanjang Sungai Mekong dengan harga Kip 65.000/orang dan akan berangkat jam 8.30 pagi setiap harinya. Pastikan untuk membawa minum dan juga makanan kecil karena perjalanan yang cukup lama dan tidak ada yang berjualan di sekitar Gua tersebut.
Pemandangan dari Gua Pak Ou
Pak Ou Cave terletak 29 km melawan arus Sungai Mekong. Butuh waktu kurang lebih 2 jam untuk mencapainya dan 1 jam untuk kembali ke kota Luang Prabang. Perjalanan selama 2 jam melawan arus sungai Mekong agak membosankan tapi terbayar dengan pemandangan indah sepanjang sungai Mekong berupa bukit-bukit hijau dan berkunjung ke desa yang memproduksi black sticky rice wine dan juga kain tradisional yang ditenun sendiri oleh mereka.
Gua Pak Ou 
Akhirnya berakhirlah perjalanan melalui sungai Mekong tersebut dan kamipun sampai ditujuan. Tiket masuk seharga Kip 20.000/orang. Gua ini sangat terkenal dikalangan turis-turis yang datang ke Kota Luang Prabang. Gua ini juga dikenal karena memiliki miniature patung Buddha dalam berbagai posisi yaitu berdoa, tidur, meditasi, mengajar dan lain-lain yang jumlahnya mencapai ratusan. Buat saya Pak Ou Cave bisa dikategorikan biasa saja tetapi karena dibingkai oleh pemandangan sekitar sungai Mekong yang sangat indah membuatnya jadi terlihat istimewa. 


Patung Buddha di dalam Gua Pak Ou
Keliling kota naik sepeda

Sepeda dapat disewa dari penginapan-penginapan dengan harga Kip 10.000 sampai 20.000/sepeda/hari. Saya menyukai kota Luang Prabang. Kotanya cantik dan tertata dengan rapih dibingkai dengan pemandangan yang indah serta sungai Mekong yang cukup tenang. Kota ini tidak terlalu ramai untuk sebuah kota yang cukup populer dikalangan para wisatawan mancanegara, kegiatan bersepedapun sangat nyaman dilakukan disini.
sekitar kota Luang Prabang
Disekitar tepian Sungai Mekong banyak terdapat bangunan-bangunan dengan arsitektur perpaduan Perancis dan Laos sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Beberapa Guest House, hotel dan juga restoran di cat sedemikian rupa sehingga menciptakan harmonisasi warna yang indah.



Kuliner di Luang Prabang

Sarapan pertama kami di kota Luang Prabang adalah Chicken Cheese Sandwich. Sedikit kebarat-baratan memang. Tapi makanan ini banyak dijumpai di perempatan jalan besar jalan utama Sisavangvong. Dengan harga Kip 15.000 kami mendapat 1 sandwich besar yang cukup untuk kami makan berdua dan membuat perut kenyang sampai sore hari. Ayamnnya banyak, sayurnya segar serta kejunya enak :D.

Makan malam pertama di Luang Prabang cukup berkesan buat saya. Malam itu, saya dan Ninik berjalan ke area sekitar Pasar Malam di Sisavangvong Road. Hujan rintik-rintik sedari pagi terus mengguyur kota Luang Prabang. Kami masuk ke gang kecil sebelah Ancient Hotel dimana terdapat berbagai macam jualan dari mulai kudapan tradisional sampai ke prasmanan murah meriah yaitu Kip 10.000 per piring all you can eat. Kami memutuskan untuk mencoba All You Can Eat menu dengan alasan sepertinya enak dan murah pula :D.

10.000 kip all you can eat dinner
Makanan yang dijual bermacam dari mulai bihun, mie, sayur, pasta sampai barbeque yang harganya berbeda yaitu 10.000 kip/tusuk. Kurang lebih ada 6 – 7 yang berjualan all you can eat menu ini dan tidak semuanya mempunyai rasa yang pas dilidah saya. Hari pertama saya mencoba tidak pas dilidah karena terlalu manis, malam ke dua agak lebih lumayan dari yang pertama.

Kuliner Luang Prabang juga terdapat pengaruh dari prancis salah satunya terlihat dari banyaknya toko-toko yang menjual pastry dan bakery serta kue-kue. Salah satu yang saya beli di Ancient Café adalah kue rasa lemon dengan harga Kip 9.000, rasanya enak dan teksturnya lembut.

BeerLao
Last but not least yang tidak akan mungkin saya tinggalkan adalah mencoba bir lokal dengan brand Beer Lao. Harganya cukup murah yaitu Kip 8.000 untuk kaleng dan Kip 10.000 untuk botol. Hampir semua pengunjung yang ada di kota tersebut pasti akan minum bir ini. 

Pasar Malam Luang Prabang
It's shopping time!!! Tidak mungkin saya melewatkan kegiatan menarik ini pastinya. Pasar malam adalah salah satu yang kunjungi. Segala macam jenis barang khas Laos bisa dibeli di tempat ini dan warnanya pun colorfull. Dari mulai pakaian, bed cover, tas, dompet, perhiasan sampai uang kuno. Setiap malam jalan Sisavangvong ini ditutup khusus untuk pasar malam yang dibuka mulai dari jam 5 sore sampai 10 malam. Sangat menyenangkan melihat pasar malam yang menurut saya tidak terlalu ramai tapi cukup banyak transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli yang kebanyakan adalah para turis asing. Tak ketinggalan saya membeli buah tangan khas Laos untuk dibawa pulang ke Indonesia. Beberapa souvenir yang saya lihat banyak juga motif yang sama dengan yang ada di Vietnam dam Kamboja.

Pasar Malam Luang Prabang di jalan Sisavangvong
MISCELLANEOUS
1.      Untuk masuk ke Laos, WNI diharuskan membayar Visa On Arrival sebesar USD 30.00/orang dan dibayar secara cash.
2.      Buat saya waktu 3 hari 2 malam sudah cukup untuk bisa menikmati Luang Prabang. Jika waktu perjalanan yang dimiliki tidak terlalu banyak bisa disiasati dengan menggunakan bis malam dari dan ke Luang Prabang. Bus Time Table: http://www.luangprabang-tourism.org/index.php?option=com_content&view=article&id=285&Itemid=178
3.      Pada saat saya berada di Luang Prabang (bulan Juli) persamaan dengan monsoon atau musim hujan. Monsoon biasanya berlangsung dari April – September sedangkan Oktober – Maret adalah musim kering dengan udara dingin.
4.      Nilai tukar di airport USD 1.00 = Kip 8.010 lebih baik dibandingkan di kota Luang Prabang yang hanya Kip 7.850/dolar.
5.      Jika ingin berbelanja di Pasar Malam, keluarkan kemampuan anda menawar, hehehe. Pasti harganya bisa jauh lebih murah.

4 comments:

  1. ada brp perusahaan vip bus yg ke LP? harganya sama semua?

    ReplyDelete
  2. ada beberapa perusahaan bis, tapi di jualnya di satu tempat di terminal (Northen Bus Station). Harganya aga beda2 tapi nggak banyak paling beda sekitar 10.000 - 20.000 Kip.

    Jangan lupa perhatiin waktu berangkatnya ya. Mereka ada pemberitahuan tapi pakai bahasa lokal, alhasil sempat tertinggal bis untungnya masih ada keberangkatan berikutnya ;).

    ReplyDelete
  3. Nice share mak lita......ada yg ingin saya tanyakan....apa bisa naik slow boat dari luang prabang ke chiang kong ,thailand?

    ReplyDelete
  4. Hi Sudirman,

    thanks for reading.
    Slow boat Luang Prabang - Chiang Kong pernah denger sih, tapi waktu saya di LP rata2 naik bus. Untuk informasinya sendiri saya kurang tau karena saya sendiri naik bus malam pp.

    ReplyDelete